KaltimKutai Barat

Festival Sarut Angkat Persatuan Budaya Dayak

Festival Sarut Angkat Persatuan Budaya Dayak (Foto: Prokopim Kubar)

Halokubar.com – Bupati Kutai Barat Frederick Edwin menegaskan, Festival Sarut tahun ini bukan sekadar ajang seni dan budaya, melainkan cerminan persatuan masyarakat yang hidup harmonis dalam keberagaman etnis. Festival yang digelar di lapangan sepak bola Kecamatan Damai pada Kamis (7/8/2025) itu menjadi wadah untuk memperkenalkan kekayaan etnis Dayak kepada khalayak luas.

Dalam sambutannya, Bupati Frederick menyampaikan bahwa kata “Sarut” memiliki arti persatuan, sejalan dengan filosofi kehidupan masyarakat yang hidup berdampingan meski berasal dari latar belakang berbeda.

“Kain sarut ini mengandung makna mendalam dalam filosofi kehidupan, mencerminkan semangat kebersamaan yang telah diwariskan,” ujarnya.

Festival kali ini mengangkat tema “Timuq Nayuq Pemuke Boa Ate, Pejuekng Lentekng Asekng” yang bermakna ajakan untuk membuka hati dan menyimpan kesan terbaik terhadap kekayaan budaya. Tema ini dianggap relevan di tengah derasnya arus modernisasi dan budaya asing.

Bupati menegaskan, ajang tahunan ini menjadi bagian dari upaya pelestarian budaya Dayak.

“Mengacu pada Festival Sarut, kita ingin menunjukkan bahwa budaya Dayak dinamis, relevan, dan mampu beradaptasi tanpa kehilangan identitasnya,” kata Frederick.

Kegiatan tersebut dihadiri Plt. Kadis Pariwisata Sumardi, Camat Damai, Anggota DPRD Partai Golkar Kaltim Adnan Paridan, Wakil Ketua 3 TP-PKK Kaltim Nanda Kristina, Kadispora Kutai Barat Gamas Laden, kepala OPD, dan unsur Forkopimda.

Selain menampilkan tarian, musik, dan kerajinan tradisional, festival ini juga memamerkan hasil karya seni kain sarut yang menjadi simbol identitas. Bupati berharap seluruh elemen masyarakat turut berpartisipasi memajukan budaya lokal.

“Gotong royong dan antusiasme menjadi kunci untuk menjaga kesatuan visi melestarikan kearifan lokal bagi generasi mendatang,” pungkasnya.(kar)

Related Articles

Back to top button