
Halokubar.com – Gubernur Kalimantan Timur, Rudy Mas’ud (Harum), menegaskan pengelolaan sawit berkelanjutan merupakan syarat mutlak agar komoditas ini benar-benar menjadi motor penggerak ekonomi hijau. Hal ini ia sampaikan saat menerima penghargaan “Gubernur Sawit Indonesia” dalam Setara Cita Palm Oil Convention dan Job Fair 2025 di Balikpapan, Selasa (9/9/2025).
Menurut Harum, potensi sawit di Kaltim amat besar, terbukti dari lahan berproduksi yang mencapai lebih dari 1,3 juta hektare. Namun, potensi ini harus diimbangi dengan tata kelola yang bertanggung jawab agar tidak menimbulkan kerusakan lingkungan maupun ketimpangan sosial. “Sawit itu berkah, tapi kalau salah kelola, bisa jadi masalah. Karena itu prinsip keberlanjutan wajib kita pegang,” ujarnya.
Ia menjelaskan, konsep ekonomi hijau menjadi arah utama pembangunan daerah. Pemprov Kaltim mendorong perusahaan sawit menyalurkan program tanggung jawab sosial (CSR) ke sektor pendidikan, kesehatan, hingga rumah layak huni. “Kita ingin kehadiran perusahaan sawit juga dirasakan manfaatnya langsung oleh rakyat,” jelas Harum.
Selain itu, diversifikasi produk sawit juga dinilai penting. Hilirisasi bukan hanya soal meningkatkan nilai tambah ekonomi, tetapi juga tentang menghadirkan produk ramah lingkungan. Harum mencontohkan potensi besar pengembangan bioenergi dan bahan baku alternatif dari sawit yang bisa memperkuat transisi energi hijau di Kaltim.
Ia menegaskan, sawit tidak boleh dipandang semata komoditas ekspor, tetapi sebagai bagian dari ekosistem besar yang mendukung keseimbangan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Dengan demikian, sawit bisa menjadi instrumen penting menuju generasi emas Kaltim.
Kehadiran sawit di Kaltim, lanjutnya, harus menjadi contoh bagi daerah lain. Dengan tata kelola berkelanjutan, sawit bukan hanya memberikan devisa, tetapi juga menjaga kelestarian alam dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
“Dengan potensi sebesar ini, sawit kita harus jadi motor ekonomi hijau. Itu komitmen kita di Kaltim,” tutup Harum.(kar)