KaltimSamarinda

Gubernur Rudy Genjot Internet Desa, Tantang Telkom Perkuat Kaltim Hingga Perbatasan Malaysia

Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas’ud

Halokubar.com – Di ruang rapat lantai 2 Kantor Gubernur Kaltim, Senin (1/12/2025), suasana siang itu terasa berbeda. Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas’ud (Harum) duduk berdiskusi serius dengan jajaran Telkom Regional Kalimantan. Pertemuan tersebut bukan sekadar audiensi, melainkan pembahasan masa depan konektivitas digital di Benua Etam.

Harum menegaskan bahwa Kaltim tak bisa menunda pembangunan internet desa. Bagi dirinya, internet bukan lagi fasilitas tambahan, tetapi infrastruktur dasar layaknya jalan raya.

“Kemajuan suatu daerah tanpa konektivitas itu tidak akan bisa. Internet itu ‘jalan tol’ digital yang menghubungkan masyarakat dari mana pun dan di mana pun melalui akses digitalisasi,” kata Harum tegas.

Gubernur menjelaskan bahwa pembangunan Kaltim harus dimulai dari desa. Provinsi seluas 127 ribu kilometer persegi ini memiliki 841 desa, namun sekitar 109 di antaranya masih belum teraliri listrik atau memiliki pasokan listrik tidak stabil. Kondisi ini membuat pemerataan konektivitas digital menjadi tantangan tersendiri.

Salah satu prioritas Pemprov Kaltim ialah program internet gratis desa melalui Gratispol dan Jospol. Program ini disebut sebagai pondasi agar masyarakat di daerah terpencil tidak lagi terputus dari akses informasi.

“Kami ingin konektivitas online dan offline berjalan seimbang. Jangan sampai jalan offline-nya tidak ada, jalan online-nya tidak ada juga,” ujarnya.

Harum memberi perhatian khusus pada Mahakam Ulu, terutama Long Apari yang berbatasan langsung dengan Malaysia serta bersinggungan dengan Kalimantan Utara, Barat, dan Tengah. Baginya, wilayah ini sangat strategis dan tak boleh tertinggal dalam hal digitalisasi.

“Kaltim ini adalah provinsi yang memiliki garis batas wilayah langsung dengan negara tetangga Malaysia… Sangat strategis. Untuk itu kami juga perlu dukungan konektivitas online untuk wilayah tersebut,” terang Harum.

Tidak hanya desa, sektor perkebunan juga masuk radar digitalisasi Pemprov Kaltim. Harum menekankan bahwa sektor kelapa sawit harus mendapat dukungan internet memadai, mengingat industri ini menyerap lebih dari 314 ribu pekerja.

“Kaltim memiliki luas perkebunan sawit sekitar 3 juta hektare… Artinya Telkom harus bisa menyiapkan internet yang bisa berkompetisi dengan harga yang kompetitif. Jangan sampai diambil alih Elon Musk,” ucapnya, disambut tawa ringan para peserta rapat.

Menurut Harum, tantangan digitalisasi semakin besar dan kehadiran Telkom harus mampu menjawab kebutuhan masyarakat hingga pelosok.

General Manager Witel Kaltimtara, I Nyoman Hardiana Artha, merespons optimisme Harum dengan membeberkan progres digitalisasi Telkom di Kaltim. Saat ini Telkom telah menyediakan sekitar 2.200 titik WiFi gratis, termasuk lebih dari 900 titik di Kabupaten Berau. Jaringan fiber optic juga terus diperluas dengan cakupan mencapai 47–50 persen.

Digital backbone ini diperkuat oleh 5.500 BTS Telkomsel di Kaltim dari total 17.400 BTS di seluruh Kalimantan.

Telkom, lanjut Nyoman, kini memperluas kolaborasi tidak hanya dengan sektor pertambangan tetapi juga sektor perkebunan. Fokus ini juga sejalan dengan agenda Borneo Digital Summit ke-3 bertema agribisnis.(kar)

Related Articles

Back to top button